WELCOME TO TELECOMMUNICATION LABORATORY
WELCOME TO TELECOMMUNICATION LABORATORY ANDALAS UNIVERSITY

Archive for Januari 2014

Penemu Teknologi Baru dalam Telepon Bergerak Berbasis Satelit


ADI RAHMAN ADIWOSO, 
Berbekal keahliannya di bidang telekomunikasi satelit, ia menghasilkan teknologi sekaligus produk baru yang belum ada di pasaran dunia. Inovasi Adi memungkinkan komunikasi lewat telepon genggam bisa dilakukan di mana saja. Ketika jaringan kabel belum menjangkau dan telepon seluler konvensional kehilangan sinyal, sistem telekomunikasi temuannya tetap “on”.
“Selama di atas kepala terlihat langit, komunikasi lewat telepon genggam bisa dilakukan”, kata Adi, Chief Executive Officer & President Director PT. Pasifik Satelit Nusantara (PSN), yang juga menduduki jabatan yang sama di Asia Cellular Satelite (ACeS). Alat telekomunikasi bebas blank spot dan irit tempat ini dimungkinkan berkat ide memasang satelit telekomunikasi di orbit geostationer. Di lintasan imajiner yang letaknya 36.000 km di atas permukaan bumi itulah, Adi menempatkan satelit Garuda 1. Satelit gagasannya itu berbobot 4,5 ton yang dilengkapi dua antena payung kembar selebar 12 meter dan mampu menjangkau sepertiga kawasan dunia. Karena ukurannya cukup besar, intensitas pancaran sinyalnya juga cukup besar.
Peluncuran satelit sipil terbesar di dunia pada Februari 2000 itu kontan membuat ciut para operator telepon satelit dunia. Ketika itu, bisa dibilang, seluruh satelit telekomunikasi dunia diluncurkan di orbit rendah (600 – 1.000 km) dan menengah (7.000 – 10.000 km). Daya jangkau satelit-satelit itu terbatas. Agar dapat meliput satu belahan dunia butuh sekitar 60 satelit berorbit rendah atau 12 satelit berorbit menengah. Kelemahan lain pengoperasian sistem telekomunikasi satelit pada telepon bergerak ketika itu adalah pesawatnya yang tidak praktis. Perangkat telepon bergerak yang bisa digunakan untuk berkomunikasi via satelit ukurannya lumayan besar, hampir sebesar kopor traveling. Untuk mengoperasikannya juga perlu stasiun bumi, berupa antena parabola berdiameter satu meter.
Terobosan yang dilakukan Adi tak hanya memperluas cakupan satelit, juga memperkecil dimensi pesawat telepon bergerak berbasis satelit ini. Dengan daya pancar 10 kw, sinyal Garuda 1 bisa diterima dengan pesawat telepon genggam yang sekaligus merupakan stasiun bumi. ”Inilah stasiun bumi terkecil dan termurah yang pernah dibuat manusia”, ujar Adi sambil menunjukkan telepon genggam Ericsson R190. Jaringan telepon satelit yang berinduk ke Garuda 1 itu kemudian dikemas dengan merek dagang Byru.
Cara kerja telepon ini sangat bergantung pada Garuda 1, yang dikendalikan fasilitas pengontrol satelit di pulau Batam. Di situ juga dibangun pusat kendali jaringan (network control center – NCC), yakni pengatur arus percakapan dengan panel pengaturnya. Garuda 1 mampu melayani 22.000 pembicaraan pada saat bersamaan. Selain itu, dibangun pula sebuah pintu gerbang (gateway) yang berfungsi sebagai operator lokal. Dengan Byru, pelanggan bisa menghubungi sesama telepon satelit, ke telepon GSM serta ke telepon rumah. Tiap permintaan sambungan akan dilakukan melalui satelit. Permintaan itu dianalisis oleh NCC Batam, untuk menentukan identitas penelepon dan menentukan gateway mana yang cocok dengan tujuan panggilan. Setelah itu, permintaan sambungan akan diteruskan ke telepon tujuan. Pembicaraan pun berlangsung. Semua proses itu berjalan sangat cepat, hanya dalam hitungan detik.
Untuk mewujudkan gagasan itu, Adi memang tak melakukannya sendirian. Meskipun Garuda 1 dibuat oleh Hughes Aircraft (dimana ia pernah bekerja), Amerika Serikat dan R190 dibuat Ericsson, Swedia, rancangannya dibuat sendiri oleh Adi dan timnya di PT Pasifik Satelit Nusantara (PSN), yang didirikan Adi dan Iskandar Alisjahbana pada 1991. Bersama guru besar dan mantan rektor ITB itulah, lahir Byru dan Pasti – merek dagang sistem telepon satelit buatan PSN. ”Kekuatan Adiwoso adalah kewirausahaannya”, kata Iskandar. Tanpa keberanian memasarkan sendiri, bisa jadi temuan telepon satelit geostationer itu cuma jadi prototipe di laboratorium. Atau malah menjadi barang dagangan perusahaan asing yang mampu memodali temuan tersebut.
Dengan perangkat telekomunikasi PSN ini, Byru, Pasti (Pasang Telepon Sendiri) dan jasa internet Bina (Balai Informasi Nusantara), penduduk-penduduk daerah yang tak terjangkau jaringan telepon kabel dan nirkabel lainnya tetap bisa bertelepon-ria dan menjelajah informasi lewat internet. Pada akhir 2003, PSM mengklaim telah membebaskan 2.975 desa di 40 kabupaten di Indonesia dari isolasi telekomunikasi dengan perangkatnya yang berbasis satelit.
Kemampuannya mengembangkan bisnis telepon satelit, ketika pesaingnya megap-megap (salah satunya, Iridium malah sudah bangkrut), sedikit banyak tak lepas dari pengalamannya berkecimpung di bisnis satelit. Setelah meraih gelar kesarjanaan di bidang aeronautical dan astronautical engineering dari Universitas Purdue, Amerika Serikat, Adi bekerja di Hughes Aircraft Company. Di situ ia ikut dalam proses pembuatan satelit Palapa pesanan Indonesia. Setelah delapan tahun bekerja di perusahaan pembuat satelit itu bersama koleganya, Adi mendirikan Orion Satellite Asia Pacific di Washington DC. Lantaran keasyikan bekerja, niatnya menggaet program doktor di California Institute of Technology gagal tuntas. Cita-citanya menjadi ahli pesawat terbang pun terlupakan.
Lama di rantau tak menghilangkan kerinduannya pada kampung halamannya. Ia menampik tawaran green card, tiket menjadi warga negara Amerika Serikat dan memilih bekerja di negeri sendiri. Pada 1982, ia boyongan ke Jakarta. Tapi belum genap sewindu bekerja di Tanah Air, Adi memilih pensiun dini. Kecintaannya pada alam di Tanah Air membulatkan tekadnya untuk berkelana dari Ujung Kulon hingga Maumere. Sampai suatu ketika, Iskandar meminta pendapatnya tentang rencana penjualan satelit Palapa B-1 yang sudah habis masa pakainya. Satelit ”rongsokan” itu sudah ditaksir sebuah perusahaan di Amerika seharga US$ 50,000. Mendapat informasi itu, otak bisnisnya bekerja. ”Ngapain dijual. Kita jalankan saja”, kata Adi. Maka terbentuklah PT Pasifik Satelit Nusantara (PSN) pada 1991. Modal awalnya, dari urunan Adi dan Iskandar untuk membeli Palapa B-1. Lantas titik orbit satelit digeser ke timur, sehingga mampu mencakup pulau-pulau kecil di Pasifik. Namanya berubah jadi satelit Pasifik 1. Adi pun mulai menyetir bisnis ini. Hingga berkembang, dari ”sekadar” mengoperasikan dan menyewakan Pasifik 1, PSN kemudian melangkah ke yang lebih besar jangkauannya. Bersama timnya di PSN, keahliannya di bisnis satelit dieksplorasi lebih intensif lagi dengan mendirikan ACeS pada 1994. Di situ, PSN memegang 35% saham dan menggandeng Lockheed Martin, Philippines Long Distance Global Telecommunications (PLDT) serta Jasmine International (Thailand) sebagai mitra.
Untuk mewujudkan ambisi menciptakan sistem telekomunikasi berbasis satelit dengan teknologi GSM (global system for mobile communication), ACeS juga masuk ke Bursa Nasdaq, New York. Dengan modal US$ 750 juta, meluncurlah Garuda 1 ke angkasa. Tak lama berselang, Byru meluncur pula ke pasar. Keberhasilan Garuda 1 membuat nama ACeS berkibar. Di Tanah Air,  produk layanan PSN berkembang. Selain bermain di bisnis komunikasi satelit, PSN juga masuk ke bisnis multimedia dengan meluncurkan Multi Media Asia. Semuanya berbasis satelit. (A. Kukuh Karsadi)

Sumber: Majalah Gatra, Edisi Khusus, Agustus 2004.
Sabtu, 18 Januari 2014
Posted by Laboratorium Telekomunikasi Universitas Andalas

NILAI PRAKTIKUM SISTEM KOMUNIKASI 2013

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
LABORATORIUM TELEKOMUNIKASI
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ANDALAS
Gedung Teknik Elektro Unand Lt.3 Kampus Limau Manis Padang.
Telp ( 0751 ) 72584
www.labtelekomunand.wordpress.com
NILAI PRAKTIKUM SISTEM KOMUNIKASI 2013
No Nama No.BP Nilai Akhir Huruf Kelulusan
1 Achmad nurhadi 1010953014 62.02 C+ LULUS
2 Achmad taufan O 0910951012 74.57 B LULUS
3 Aditya alfatech R 1110953026 59.73 C LULUS
4 Ageng alfian 0910952058 0.00 E Gagal
5 Agha ikram A 1110951015 69.27 B- LULUS
6 Ahmad imaduddin 1010952034 61.13 C+ LULUS
7 Al firdaus 0910952054 70.55 B LULUS
8 Alfajri rahman 0910952122 73.08 B LULUS
9 Aljumatdi R K 1010952037 72.29 B LULUS
10 Alkautsar permana 1110953016 79.45 B+ LULUS
11 Amirul luthfi 1110952036 84.56 A- LULUS
12 Amran Paso Salmeno 1010952002 100.00 A LULUS
13 Andika pratama P 07175065 0.00 E Gagal
14 Anggivierio malta 1010953018 55.99 C LULUS
15 Anisa putriana 1010952055 0.00 E Gagal
16 Arfi reza rahmadi 0910952016 72.93 B LULUS
17 Arie Setiawan Yusra  1010952020 100.00 A LULUS
18 Arifan kesuma putra 1110952074 76.80 B+ LULUS
19 Dandi andika prakarsa 0910953086 51.08 C- LULUS
20 Dany frisma dhesa 0910952023 54.00 C- LULUS
21 Dany saputra 1010953038 54.45 C- LULUS
22 Darmawilis 1110952076 71.54 B LULUS
23 Defry harneldi 0910953091 74.54 B LULUS
24 Deni Putra 1010952038 100.00 A LULUS
25 Depas Seno Pramono 1110952046 76.84 B+ LULUS
26 Dyan rachman 0910953089 61.18 C+ LULUS
27 Eko oktafiandri 0910952057 66.08 B- LULUS
28 Eva Julia sinaga 0810952057 52.25 C- LULUS
29 Fadlur rahman 0910952041 74.23 B LULUS
30 Faisal razaq 1110952063 65.53 B- LULUS
31 Fajar Afriansyah 1010952061 65.57 B- LULUS
32 Fakhrul rozi alwi 1110953004 60.03 C+ LULUS
33 Faris Al Faruqi 1110951019 100.00 A LULUS
34 Fauzan aulia 0910952002 60.85 C+ LULUS
35 Ferlan aggriawan 0910953093 55.19 C LULUS
36 Fikri hafiz revi 1110952009 0.00 E Gagal
37 Fitri Yanti 1010953089 76.62 B+ LULUS
38 fitriana 0910951013 71.72 B LULUS
39 Ghina Shalihat 1010953035 78.83 B+ LULUS
40 Hanif patiago 0910952051 74.39 B LULUS
41 Ikhwan mardiyah P 0910952039 68.97 B- LULUS
42 Ilham Putra 1010953007 58.02 C LULUS
43 Inggra erwanto 1010953003 75.15 B+ LULUS
44 Irsyad 1010953016 62.89 C+ LULUS
45 M. adri 1010953011 63.08 C+ LULUS
46 m. arif rachman 1010953029 75.08 B+ LULUS
47 M. azmi syarief 1010952036 63.13 C+ LULUS
48 M. hadi sucipto 1010952048 73.60 B LULUS
49 M.Ridwan Siregar 1110952081 100.00 A LULUS
50 Mardiah bahri 1110952057 76.01 B+ LULUS
51 Maswandi harmen 0810952089 54.44 C- LULUS
52 Micko tomas 0810951001 68.33 B- LULUS
53 Muhammad fauzi 0910952071 70.63 B LULUS
54 Muhammad ikbal 1110952034 55.43 C LULUS
55 muhandre 0910952073 67.03 B- LULUS
56 Mutia Yanelda 1010951002 100.00 A LULUS
57 Nanda nur agustia 0910952037 69.63 B- LULUS
58 Niki desfika 0810952056 53.34 C- LULUS
59 Niko febrianto 0910953118 63.49 C+ LULUS
60 Nina Merina 1010952011 100.00 A LULUS
61 Novri andila syafri 0810951011 49.28 D LULUS
62 novriandi 1010953040 58.47 C LULUS
63 Panji mahendra 1110953033 52.16 C- LULUS
64 Rachmad armin putra 1010952049 63.24 C+ LULUS
65 Rahadian asneli P 1110953020 73.22 B LULUS
66 Rahaditya F 0910953087 71.83 B LULUS
67 Rakhmat Teguh 1110952030 69.63 B- LULUS
68 ramadhona 1010952021 65.95 B- LULUS
69 Renaldo szwares 0910952043 64.31 C+ LULUS
70 Reni Alfin 1010953049 49.35 E Gagal
71 Renola Deswita 1010952050 100.00 A LULUS
72 Reyhan okdanta 1110952041 68.26 B- LULUS
73 Rian wahyudi 0910953095 60.79 C+ LULUS
74 Riczky syaputra 07175069 0.00 E Gagal
75 Rifky Syafrizal 1110952010 72.05 B LULUS
76 Riko Derwin 1110952027 62.72 C+ LULUS
77 Rilwano raharjo 07175075 70.92 B LULUS
78 Rio hafandi 1110952071 45.22 E Gagal
79 Risna Julianti 1110952055 100.00 A LULUS
80 Rizky Bermana 1010953032 0.00 E Gagal
81 Sandy fernando 1110952040 79.18 B+ LULUS
82 Taufika ageri 1010953022 74.24 B LULUS
83 Tesi Dwi Nafia 1110951008 84.33 A- LULUS
84 Tika Amelia 1110952050 100.00 A LULUS
85 Tony febriansyah 0910952036 70.14 B LULUS
86 Wahyu hanaldi 0910952072 72.87 B LULUS
87 Wahyu Redha Putra 1010952023 71.76 B LULUS
88 Wera Heryani 1010952032 100.00 A LULUS
89 Winda Alfin 1010953048 61.69 C+ LULUS
90 Yadrinul 07175045 58.18 C LULUS
91 Yori Mukhdanel 1010953002 60.84 C+ LULUS
92 Yuliardhi 1010953039 59.57 C LULUS
93 Zulfahmi Islami 1010952045 62.22 C+ LULUS
94 Zuraida hannum 1110951005 73.62 B LULUS
Rabu, 08 Januari 2014
Posted by Laboratorium Telekomunikasi Universitas Andalas

Gallery

Labels

Diberdayakan oleh Blogger.

- Copyright © LABORATORIUM TELEKOMUNIKASI UNIVERSITAS ANDALAS -Metrominimalist- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -